𝐌𝐚𝐤𝐚𝐧𝐚𝐧 𝐉𝐢𝐰𝐚
بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
Untuk pengetahuan semua, zikir Asma’ul-Husna merupakan antara zikir yang baik untuk diamalkan ibarat makanan jiwa bagi mereka yang sihat, dan sebagai penawar bagi yang sakit. Zikir Asma Husna adalah 99 nama Allah SWT yang terbaik. Sejak dahulu para ulama telah banyak membahas dan menafsirkan Asmaul Husna ini. Meskipun timbul perbezaan pendapat tentang jumlah nama itu, ada yang menyebut 132, 200, bahkan 1000 nama, namun menurut mereka, yang terpenting adalah hakikat Zat Allah SWT yang harus difahami oleh orang-orang yang beriman. Dalam Islam, Asmaul Husna dianggap sebagai salah satu cara untuk memahami sifat dan kewujudan Allah. Setiap nama memiliki makna yang mendalam dan menggambarkan sifat-sifat Allah.
Asmaul Husna bermaksud dari segi bahasa ialah nama-nama Allah SWT yang baik, mulia dan agung yang sesuai dengan sifat-sifat-Nya. Nama-nama Allah yang agung dan mulia itu merupakan suatu kesatuan yang menyatu dalam kebesaran dan kehebatan Allah, sebagai pencipta dan pemelihara alam semesta beserta segala isinya. Para ulama menekankan bahwa Allah adalah pencipta dan penguasa alam yang abadi dan alam yang fana. Semua nilai kebenaran mutlak hanya ada (dan bergantung) pada-Nya. Dengan demikian, Allah Maha Tinggi. Tapi juga Allah Maha Dekat. Allah Maka Kuasa. Tapi juga Allah Maha Pengasih dan Penyayang. Sifat-sifat Allah dijelaskan dengan istilah Asmaul Husna, yaitu nama-nama yang baik.
Menghayati Asmaul Husna bukan sekadar menghafal atau menyebutkan nama-nama ini, tetapi juga memahami makna yang terkandung di dalamnya. Hal ini membantu umat Islam untuk lebih menyedari kehadiran dan kebesaran Allah SWT dalam kehidupan sehari-hari. Oleh itu, zikir Asmaul Husna haruslah diamalkan setiap hari agar diri sentiasa dekat dengan-Nya dan dijauhi daripada perkara maksiat.
Dari Abu Huraira R.A.: Nabi saw. bersabda: “Allah itu memiliki sembilan puluh sembilan nama yang bagus. Barang siapa yang mampu menghafalnya, maka dia akan masuk syurga. Sesungguhnya Allah itu ganjil [esa] dan Dia menyukai [bilangan] yang ganjil.” – Sahih Bukhari
Comments
Post a Comment